RESTI PUSPA RINI

RESTI PUSPA RINI

Kamis, 26 Mei 2016

Aspek-Aspek Hasil Belajar Yang Perlu Diukur Dalam Evaluasi Pembelajaran

BAB II
PEMBAHASAN

A.       Aspek-aspek hasil belajar yang perlu diukur dalam evaluasi pembelajaran.
Dalam usaha memudahkan memahami dan mengukur perubahan perilaku maka perilaku kejiwaan manusia sebagai hasil belajar Menurut Benjamin S. Bloom dkk. (1956) dapat dikelompokan ke dalam tiga domain yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Setiap domain disusun menjadi beberapa jenjang kemampuan, mulai dari hal yang sederhana sampai dengan hal yang kompleks, mulai dri hal yang mudah sampai dengan hal yang sukar dan mulai dari hal yang konkrit sampai dengan hal yang abstrak.[1]
1.      Kongnitif
Domain Kongnitif adalah bagian pertama dalam klasifikasi ini, kongnitif dalam batasan selalu diartikan oleh para pendidik dengan pengetahuan, dimana dalam objek pembagiannya sebenarnya adalah lebih luas dari apa yang kita anggap selama ini. Dimana secara urutan adalah sebai berikut:
a.       Pengetahuan (know letge)
       Pengetahuan adalah aspek yang dasar dalam taksonomi, dalam jenjang kemampuan ini seseorang di tuntut untuk dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep, fakta atau istilah-istilah, tampa harus mengerti atau dapat mengunakannya.
b.      Pemahaman (coanmprehension)
          Kemampuan ini umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar mengajar. Siswa di tuntut memahami atau mengerti apa yang di ajarkan, yang di komunikasikan dan dapat memanfaatkan isi nya tampa keharususan menghubungkannya dengan hal-hal lain..




c.       Penerapan (application)
       Dalam jenjang kemampuan ini di tuntut kesangupan ide-ide umum, tata cara, ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, serta teori-teori dalam situasi baru dan kongkrit.
d.      Analisis (analysis)
       Dalam jenjang kemampuan ini seseorang di tuntut untuk dapat menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu kedalam unsure-unsur atau komponen-komponen pembentuknya, dengan jalan ini situasi atau keadaan tersebut menjadi lebih jelas.
e.                Sintesis (synthesis)
Pada jenjang ini seseorang di tuntut untuk dapat menghasilkan sesuatu yang bari dengan jalan mengabungkan berbagi factor yang ada, hasil yang diperoleh dari pengabungan ini dapat berupa tulisan rencana atau mekanisme.
f.    Evaluasi (evaluation)
       Dalam jenjang kemampuan ini seseorang di tuntut untuk dapat mengevalusi situasi, keadaan, pernyataan, atau konsep berdasarkan suatu kriteria tertentu.[2]
2.      Apektif
Banyak dikalangan pendidikan menginterferasikan aspek efektif menjadi sikap, nilai sikap yang diartikan seperti demikian kiranya belum memenuhi keterangan yang jelas untuk lebih terlihatnya bagian-bagian yang termasuk efektif dapat dilihat sebagai berikut:
a.         Menerima (receiving)
Jenjang ini berhubungan dengan kesedihan atau kemauan siswa dalam kelas, music, baca buku dsb.
b.      Menjawab (responding)
Kemampuan ini bertalian dengan partisipasi siswa. Pada tingkat ini, siswa tidak hanya menghadiri suatu phenomena tertentu tetapi juga mereaksi terhadapnya dengan salah satu cara.

c.       Menilai (paluing)
Jenjang ini bertalian dengan nilai yang dikenakan siswa terhadap suatu objek, phenomena, atau tingkahlaku tertentu.
d.      Organisasi (organization)
Tingkat ini berhubungan dengan menyatukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan atau memecahkan konplik diantara nilai-nilai itu.
e.       Krakteristik (characterization)
Pada jenjang ini individu memiliki system nilai yang mengontrol tingkahlakunya untuk sewaktu-waktu yang cukup lama sehinga membentuk karakteristik pola hidup.[3]
3.      Psikomotorik
Yang termasuk kata gori kemampuan psikomotor ialah kemampuan yang menyangkut kegiatan otot dan kegiatan fisik, jadi tekanan kemampuan yang menyangkut penguasaan tubuh dan gerak. Untuk melihat lebih jauh dimana pembagian ranah psikomotor ini ialah
a.    Persepsi
b.      Kesiapan
c.       Gerakan terbimbing
d.      Gerakan yang terbiasa
e.       Gerakan yang kompleks
f.       Penyesuaian pola gerakan
g.      Kreatif.[4]
ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ranah psikomotorik dikemukakan oleh simpons (1956) yang menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif, afektif hal ini bisa dilihat apabila peserta didik telah menunjukan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kkognitif dan ranah afektifnya. Jika hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif dengan materi tentang kedisiplinan menurut ajaran islam sebagaimana telah dikemukakan pada pembicaraan terdahulu, maka wujud nyata dari hasil belajar psikomotor yang merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan afektif itu adalah
a. Peserta didik bertanya kepada guru pendidikan agama islam tentag contoh-contoh kedisiplinan yang telah ditunjukan oleh Rosululloh SAW dan lainya
          b.Peserta didik mencari dan membaca buku-buku , majalah-majalah atau brosur-brosur, surat kabar da lain-lain yang membahas tentang kedisiplinan.
c. Peserta didik dapat memberikan penjelasan kepada teman-teman sekelasnya disekolah, atau kepada adik-adiknya di rumah atau kepada anggota masyarakat lainya. Tentang pentingnya kedisiplinan diterapkan, baik disekolah, di rumah, maupun ditengah-tengah kehidupan masyarakat dan seterusnya-seterusnya.
TABEL KATA KERJA RANAH PSIKOMOTORIK
PENIRUA (P-1)
MANIPULASI (P-2)
PENGALAMIAHAN (P-3)
ARTIKULASI (P-4)
Mengatifkan
Menyesuaikan
Menggabungkan
Mengoreksi
Merancang
Memilah
Mengalihkan
Menggatikan
Memutar
Mempertajam
Membentuk
Memadankan

TABEL ENAM JENJANG KEMAMPUAN RANAH PSIKOMOTORIK
TINGKAT KLASIFIKASI DAN SUB KATAGORI
URAIAN DAN CONTOH
TINGKAH LAKU
1.      Gerakan Refleks

1.1 Refleks Segmental
1.2 Refleks Intersegmental
1.3 Refleks Suprasegmental
Respon gerakan yang tidak disadari yang dimiliki sejak lahir
Kesemuanya berhubungan dengan gerakan-gerakan yang dikoordinasikan oleh otak dan bagian-bagian sumsum tulang belakang
Bungkuk, merengangkan badan, penyesuaian postur tubuh
2.      Gerakan Fundamental yang Dasar



2.1  Gerakan Lokomotor


2.2 Gerakan Nonlokomotor

2.3 Gerakan Manipulatif
Gerakan-gerakan yang menuntun kepada keterampilan yang sifatnya kompleks


Gerakan-gerakan yang mendahului kemampuan berjalan.

Gerakan-gerakan dinamis di dalam suatu rungan yang bertumpu pada sesuatu sumbu tertentu.
Gerakan-gerakan yang terkoordinasikan .
Jalan, lari, lompat, mendaki, dorong, tarik, pegang, memanjat






Bermain piano, naik sepeda, mengetik
3.      Kemapuan Pereseptual

3.1  Diskriminasi Kinestesis


3.2  Diskriminasi Visual


3.3  Diskriminasi Audioteoris


3.4  Diskriminasi Taktil


3.5  Diskriminasi Terkoordinir
Kombinasi dari kemampuan kognitif dan gerakan
Menyadari akan gerakan-gerakan tubuh seseorang.
Visual acuity, visual tracking, visual memory, consistency
Auditory acuity, auditory tracking, auditory memory
Kemampuan untuk membedakan dengan sentuhan
Koordinasi antara mata dengan tangan, dan mata dengan kaki
Hasil-hasil kemampuan perseptual diamati dalam semua gerakan yang disengaja.
4.      Kemampuan Fisik



4.1  Ketahanan



4.2  Kekuatan



4.3  Fleksibilitas

4.4  Agilitas (kecerdasan otak)
Kemampuan yang diperlukan untuk mengembangkan gerakan-gerakan ketrampilan tingkat tinggi

Kemampuan untuk melanjutkan aktivitas termasuk ketahanan otot dan denyut jantung
Kemampuan menggunakan otot untuk menmgadakan perlawanan
Rentangan gerakan dan sendi
Kemampuan untuk bergerak ceapat termasuk kemampuan untuk mengubah arah, memulaim atau berhenti, mengurangi waktu tenggang antara reaksi dan respond dan meningkatkan ketangkasan
Lari jauh, berenang, balet, mengetik,
5.      Gerakan Trampil

5.1  Keterampilan Adaptif



5.2  Keterampilan Adaptif Terpadu

5.3  Keterampilan Adaptif Kompleks
Gerakan-gerakan yang memerlukan berlajar (menari, olahraga)
Setiap adaptasi yang berhubungan dengan dasar gerakan dasargerakan nonlokomotor
Gerakan kombinasai untuk menggunakan alat-alat (raket)
Menguasai mekanisme seluruh tubuh (senam)
Semua ketrampilan yang dibentuk atas dasar lokomotor dan pola gerakan manipulative
6.      Komunikasi Nondiskursif


6.1  Gerakan Ekspresif




6.2  Gerakan Interpretif
Kemampuan untuk berkomunikasi dengan menggunakan gerakan.(ekspresi wajah, postur)

Gerakan-gerakan yang digunakan dalam kehudupan sehari-hari (sikap dan gerakan tubuh, isyarat)
Gerakan sebagai bagian dari bentuk seni termasuk gerakan estestis, gerakan-gerakan kreatif.[5]
Semua gerakan taria adan koreografus yang dilakuakn dengan efisien.





BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, kami dapat menyimpulkan bahwa, Ranah kognitif Adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). secara hirarkhis tingkat hasil belajar kognitif mulai dari yang paling rendah dan sederhana sampai yang tinggi dan rumit. Domain/ Ranah kognitif ini dibagi menjadi 6 diantaranya pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.
Ranah afektif Adalah internalisasi sikap yang menunjukan kearah pertumbuhan batiniyah dan terjadi bila peserta didik sadar tentang nilai yang diterima kemudian mengambil sikap sehingga menjadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan menetukan tingkah laku.
ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.



DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, Evaluasi hasil Belajar, Yogyakarta: pustaka pelajar. 2009
Arifin, Zainal, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya. 2009
Suharsini Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,Cet ke-9, Bumi Aksara, Jakarta. 2009
Chalijah Hasan, Dimensi-dimensi Psikologi Pendidika, Al-Ikhlas Surabaya. 1994
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Cet


[1] Arifin, Zainal, Evaluasi Pembelajaran, 2009, Bandung: Remaja Rosdakarya. Hal 79
[2] Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Cet ke-4, 2007, Rineka Cipta Jakarta. Hal 103
[3] Suharsini Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,Cet ke-9, 2009, Bumi Aksara, Jakarta. Hal 103
[4] Chalijah Hasan, Dimensi-dimensi Psikologi Pendidika, 1994, Al-Ikhlas Surabaya. Hal 134
[5] Purwanto, Evaluasi hasil Belajar,2009, Yogyakarta: pustaka pelajar. Hal 125

Tidak ada komentar:

Posting Komentar