BAB
II
PEMBAHASAN
A. Aspek-aspek hasil
belajar yang perlu diukur dalam evaluasi pembelajaran.
Dalam
usaha memudahkan memahami dan mengukur perubahan perilaku maka perilaku
kejiwaan manusia sebagai hasil belajar Menurut Benjamin S. Bloom dkk. (1956)
dapat dikelompokan ke dalam tiga domain yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Setiap domain disusun menjadi beberapa jenjang kemampuan, mulai
dari hal yang sederhana sampai dengan hal yang kompleks, mulai dri hal yang
mudah sampai dengan hal yang sukar dan mulai dari hal yang konkrit sampai
dengan hal yang abstrak.[1]
1.
Kongnitif
Domain Kongnitif adalah bagian pertama dalam
klasifikasi ini, kongnitif dalam batasan selalu diartikan oleh para pendidik
dengan pengetahuan, dimana dalam objek pembagiannya sebenarnya adalah lebih
luas dari apa yang kita anggap selama ini. Dimana secara urutan adalah sebai
berikut:
a.
Pengetahuan (know letge)
Pengetahuan
adalah aspek yang dasar dalam taksonomi, dalam jenjang kemampuan ini seseorang
di tuntut untuk dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep, fakta atau
istilah-istilah, tampa harus mengerti atau dapat mengunakannya.
b.
Pemahaman (coanmprehension)
Kemampuan
ini umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar mengajar. Siswa di tuntut
memahami atau mengerti apa yang di ajarkan, yang di komunikasikan dan dapat
memanfaatkan isi nya tampa keharususan menghubungkannya dengan hal-hal lain..
c.
Penerapan (application)
Dalam
jenjang kemampuan ini di tuntut kesangupan ide-ide umum, tata cara, ataupun
metode-metode, prinsip-prinsip, serta teori-teori dalam situasi baru dan
kongkrit.
d.
Analisis (analysis)
Dalam jenjang kemampuan ini seseorang di
tuntut untuk dapat menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu kedalam
unsure-unsur atau komponen-komponen pembentuknya, dengan jalan ini situasi atau
keadaan tersebut menjadi lebih jelas.
e.
Sintesis (synthesis)
Pada jenjang ini seseorang di
tuntut untuk dapat menghasilkan sesuatu yang bari dengan jalan mengabungkan
berbagi factor yang ada, hasil yang diperoleh dari pengabungan ini dapat berupa
tulisan rencana atau mekanisme.
f. Evaluasi (evaluation)
Dalam
jenjang kemampuan ini seseorang di tuntut untuk dapat mengevalusi situasi,
keadaan, pernyataan, atau konsep berdasarkan suatu kriteria tertentu.[2]
2. Apektif
Banyak dikalangan pendidikan menginterferasikan
aspek efektif menjadi sikap, nilai sikap yang diartikan seperti demikian
kiranya belum memenuhi keterangan yang jelas untuk lebih terlihatnya
bagian-bagian yang termasuk efektif dapat dilihat sebagai berikut:
a.
Menerima (receiving)
Jenjang ini berhubungan dengan kesedihan atau
kemauan siswa dalam kelas, music, baca buku dsb.
b. Menjawab
(responding)
Kemampuan ini bertalian dengan partisipasi siswa.
Pada tingkat ini, siswa tidak hanya menghadiri suatu phenomena tertentu tetapi
juga mereaksi terhadapnya dengan salah satu cara.
c. Menilai
(paluing)
Jenjang ini bertalian dengan nilai yang dikenakan
siswa terhadap suatu objek, phenomena, atau tingkahlaku tertentu.
d. Organisasi
(organization)
Tingkat ini berhubungan dengan menyatukan
nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan atau memecahkan konplik diantara
nilai-nilai itu.
e. Krakteristik
(characterization)
Pada jenjang ini individu memiliki system nilai yang
mengontrol tingkahlakunya untuk sewaktu-waktu yang cukup lama sehinga membentuk
karakteristik pola hidup.[3]
3.
Psikomotorik
Yang termasuk kata gori kemampuan psikomotor ialah kemampuan
yang menyangkut kegiatan otot dan kegiatan fisik, jadi tekanan kemampuan yang
menyangkut penguasaan tubuh dan gerak. Untuk melihat lebih jauh dimana
pembagian ranah psikomotor ini ialah
a. Persepsi
b. Kesiapan
c. Gerakan
terbimbing
d. Gerakan
yang terbiasa
e. Gerakan
yang kompleks
f. Penyesuaian
pola gerakan
g. Kreatif.[4]
ranah
psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.
Hasil belajar ranah psikomotorik dikemukakan oleh simpons (1956) yang
menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan
(skill) dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar ini sebenarnya
merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif, afektif hal ini bisa dilihat apabila
peserta didik telah menunjukan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan
makna yang terkandung dalam ranah kkognitif dan ranah afektifnya. Jika hasil
belajar kognitif dan hasil belajar afektif dengan materi tentang kedisiplinan
menurut ajaran islam sebagaimana telah dikemukakan pada pembicaraan terdahulu,
maka wujud nyata dari hasil belajar psikomotor yang merupakan kelanjutan dari
hasil belajar kognitif dan afektif itu adalah
a.
Peserta didik bertanya kepada guru pendidikan agama islam tentag contoh-contoh
kedisiplinan yang telah ditunjukan oleh Rosululloh SAW dan lainya
b.Peserta
didik mencari dan membaca buku-buku , majalah-majalah atau brosur-brosur, surat
kabar da lain-lain yang membahas tentang kedisiplinan.
c.
Peserta didik dapat memberikan penjelasan kepada teman-teman sekelasnya
disekolah, atau kepada adik-adiknya di rumah atau kepada anggota masyarakat
lainya. Tentang pentingnya kedisiplinan diterapkan, baik disekolah, di rumah,
maupun ditengah-tengah kehidupan masyarakat dan seterusnya-seterusnya.
TABEL KATA KERJA RANAH PSIKOMOTORIK
PENIRUA (P-1)
|
MANIPULASI (P-2)
|
PENGALAMIAHAN (P-3)
|
ARTIKULASI (P-4)
|
Mengatifkan
Menyesuaikan
Menggabungkan
|
Mengoreksi
Merancang
Memilah
|
Mengalihkan
Menggatikan
Memutar
|
Mempertajam
Membentuk
Memadankan
|
TABEL ENAM JENJANG KEMAMPUAN RANAH
PSIKOMOTORIK
TINGKAT KLASIFIKASI DAN SUB KATAGORI
|
URAIAN DAN CONTOH
|
TINGKAH LAKU
|
1.
Gerakan Refleks
1.1 Refleks Segmental
1.2 Refleks Intersegmental
1.3 Refleks Suprasegmental
|
Respon gerakan yang tidak disadari
yang dimiliki sejak lahir
Kesemuanya berhubungan dengan
gerakan-gerakan yang dikoordinasikan oleh otak dan bagian-bagian sumsum
tulang belakang
|
Bungkuk, merengangkan badan,
penyesuaian postur tubuh
|
2.
Gerakan Fundamental yang Dasar
2.1 Gerakan Lokomotor
2.2 Gerakan Nonlokomotor
2.3 Gerakan Manipulatif
|
Gerakan-gerakan yang menuntun
kepada keterampilan yang sifatnya kompleks
Gerakan-gerakan yang mendahului
kemampuan berjalan.
Gerakan-gerakan dinamis di dalam
suatu rungan yang bertumpu pada sesuatu sumbu tertentu.
Gerakan-gerakan yang
terkoordinasikan .
|
Jalan, lari, lompat, mendaki,
dorong, tarik, pegang, memanjat
Bermain piano, naik sepeda,
mengetik
|
3.
Kemapuan Pereseptual
3.1 Diskriminasi Kinestesis
3.2 Diskriminasi Visual
3.3 Diskriminasi Audioteoris
3.4 Diskriminasi Taktil
3.5 Diskriminasi
Terkoordinir
|
Kombinasi dari kemampuan kognitif
dan gerakan
Menyadari akan gerakan-gerakan
tubuh seseorang.
Visual acuity, visual tracking,
visual memory, consistency
Auditory acuity, auditory
tracking, auditory memory
Kemampuan untuk membedakan dengan
sentuhan
Koordinasi antara mata dengan
tangan, dan mata dengan kaki
|
Hasil-hasil kemampuan perseptual
diamati dalam semua gerakan yang disengaja.
|
4.
Kemampuan Fisik
4.1 Ketahanan
4.2 Kekuatan
4.3 Fleksibilitas
4.4 Agilitas (kecerdasan
otak)
|
Kemampuan yang diperlukan untuk
mengembangkan gerakan-gerakan ketrampilan tingkat tinggi
Kemampuan untuk melanjutkan
aktivitas termasuk ketahanan otot dan denyut jantung
Kemampuan menggunakan otot untuk
menmgadakan perlawanan
Rentangan gerakan dan sendi
Kemampuan untuk bergerak ceapat
termasuk kemampuan untuk mengubah arah, memulaim atau berhenti, mengurangi
waktu tenggang antara reaksi dan respond dan meningkatkan ketangkasan
|
Lari jauh, berenang, balet,
mengetik,
|
5.
Gerakan Trampil
5.1 Keterampilan Adaptif
5.2 Keterampilan Adaptif
Terpadu
5.3 Keterampilan Adaptif
Kompleks
|
Gerakan-gerakan yang memerlukan
berlajar (menari, olahraga)
Setiap adaptasi yang berhubungan
dengan dasar gerakan dasargerakan nonlokomotor
Gerakan kombinasai untuk
menggunakan alat-alat (raket)
Menguasai mekanisme seluruh tubuh
(senam)
|
Semua ketrampilan yang dibentuk
atas dasar lokomotor dan pola gerakan manipulative
|
6.
Komunikasi Nondiskursif
6.1 Gerakan Ekspresif
6.2 Gerakan Interpretif
|
Kemampuan untuk berkomunikasi
dengan menggunakan gerakan.(ekspresi wajah, postur)
Gerakan-gerakan yang digunakan
dalam kehudupan sehari-hari (sikap dan gerakan tubuh, isyarat)
Gerakan sebagai bagian dari bentuk
seni termasuk gerakan estestis, gerakan-gerakan kreatif.[5]
|
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, kami dapat menyimpulkan
bahwa, Ranah kognitif Adalah
ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). secara hirarkhis tingkat hasil
belajar kognitif mulai dari yang paling rendah dan sederhana sampai yang tinggi
dan rumit. Domain/ Ranah kognitif ini dibagi menjadi 6 diantaranya pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.
Ranah
afektif Adalah internalisasi sikap yang menunjukan kearah pertumbuhan batiniyah
dan terjadi bila peserta didik sadar tentang nilai yang diterima kemudian
mengambil sikap sehingga menjadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan
menetukan tingkah laku.
ranah
psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.
DAFTAR
PUSTAKA
Purwanto, Evaluasi hasil
Belajar, Yogyakarta: pustaka pelajar. 2009
Arifin, Zainal, Evaluasi
Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya. 2009
Suharsini Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,Cet ke-9, Bumi Aksara, Jakarta.
2009
Chalijah Hasan, Dimensi-dimensi
Psikologi Pendidika, Al-Ikhlas
Surabaya. 1994
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Cet
[1]
Arifin, Zainal, Evaluasi
Pembelajaran, 2009, Bandung:
Remaja Rosdakarya. Hal 79
[2]
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Cet
ke-4, 2007, Rineka Cipta Jakarta. Hal 103
[3]
Suharsini Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan,Cet ke-9, 2009, Bumi Aksara, Jakarta. Hal 103
[4]
Chalijah Hasan, Dimensi-dimensi Psikologi
Pendidika, 1994, Al-Ikhlas Surabaya.
Hal 134
[5]
Purwanto, Evaluasi hasil Belajar,2009, Yogyakarta: pustaka
pelajar. Hal 125
Tidak ada komentar:
Posting Komentar