BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Umpan Balik ( Feed Back )
Umpan balik ( feed back
) secara sempit merupakan pesan ataupun media, secara lebih luas umpan balik
dalam sebuah proses komunikasi merupakan sebuah balasan yang dikirimkan yang
menerima pesan kepada pemberi pesan, setelah menerima pesan dari yang
memberikan pesan. umpan balik ( feed back ) ini akan berbentuk langsung setelah
penerima menerima pesan.
Umpan balik ( feed back
) merupakan dua kata jadian atau bentukan, dalam bahasa Inggris yang terdiri
dari kata feed artinya memberi makan,
dan back artinya kembali, arti harfiah kata ini
adalah ‘’memberi makan kembali’’, tapi makna yang sebenarnya adalah ‘’ memeberi
masukan kembali.
Umpan balik ( feed back
) adalah informasi yang diperoleh dari hasil proses yang digunakan untuk
memandu bagaimana sebaiknya proses itu dilakukan.
Komunikasi merupakan
aspek yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Komunikasi yang baik
tentunya akan menciptakan hubungan yang harmonis anatarsesama. Keberhasiilan
komunikasi ini bila ditinjau dari segi keilmuwan, maka dapat ditelaah
berdasarkan unsur-unsur yang ada didalamnya, yaitu komunikan, pesan, media,
komunikator, dan umpan balik. Kelima unsur yang merupakan hasil kajian Harold
Laswell ini saling berkaitan dan mempengaruhi. Diantara kelima unsur ini, umpan
balik merupakan unsure yang paling penting dalam menentukan keberhasilan
komunikasi.jadi, umpan balik ( feed back) merupakan satu- satunya elemen yang
dapat ‘menjudge’ apakah komunikasi yang telah berlangsung berhasil atau gagal.
Dalam hal pengajaran
atau pendidikan umpan balik sangat
diperlukan oleh masing- masing pihak yaitu guru dan peserta didik. Pengajar
saat menyampaikan bahan pelajaran pokok sebaiknya dimanfaatkan pula bahan
penunjangnya sebagai upaya mendapatkan umpan balik dari anak didik. Kebanyakan
kegagalan seorang guru tidak selamanya terpulang pada masalah penguasaan bahan
pokok, tetapi juga disebabkan tidak adanya umpan balik antara masing-masing
pihak yaitu guru dan anak didik dan juga disebabkan masalah penguasaan bahan
penunjang.guru yang hanya menguasai bahan pelajaran pokok belum tentu berhasil
mengajar tanpa ditunjang oleh bahan penunjang lainnya. Karena pengetauan yang
telah dikuasai oleh anak didik bermacam-macam, maka bahan penunjang sangat
membantu guru dalam menyampaikan bahan pelajaran pokok guna mendapatkan umpan
balik secara optimal dari anak didik di kelas. Dalam kegiatan pengajaran tidak
lain yang harus guru capai, kecuali bagaimana agar anak didik dapat menguasai
bahan pelajaran secara tuntas ( mastery ).
Masalah ini tetap aktual untuk dibicarakan dari dulu hingga sekarang. Sebab
bagaimanapun juga keberhasilan pengajaran ditentukan sampai sejauh mana
penguasaan untuk didik terhadap bahan
pelajaran yang disampaikan oleh guru. Untuk sampai kesana, yaitu anak didik
dapat menguasai semua bahan yang diberikan, tidak gampang, karena hal ini akan
terpulang pada masalah bagaimana umpan balik yang diberikan oleh anak didik
selama pengajaran berlangsung.[1]
Umpan balik yang
diberikan oleh anak didik selama pelajaran berlangsung ternyata bermacam-macam,
tergantung dari rangsangan yang diberikan oleh guru. Rangsangan yang diberikan
guru bermacam-macam pula dari anak didik. Rangsangan guru dalam bentuk tanya,
maka tanggapan anak didik dalam bentuk jawab. Maka jadilah interaksi dalam
bentuk tanya jawab juga. Tetapi interaksi yang terakhir ini. Anak didik yang
bertanya dan guru yang menjawab atas masalah yang diajukan oleh anak didik
setelah diberikan bahan pelajaran.
Penggunaan alat bantu
dapat mengembangkan dan dan meningkatkan umpan balik dari anak didik. Sehingga
memudahkan pengertian anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh
guru. Penguasaan bahan dengan pengertian oleh setiap anak didik dapat bertahan
lama dalam diri anak didik. Kecocokan penggunaan alat bantu pengajaran
mempunyai arti penting untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik.
Penggunaan metode yang
bervariasi adalah salah satu strategis untuk membangkitkan motivasi belajar
anak didik sehingga umpan balik yang diharapkan dari anak didik terjadi dengan
tepat. Strategi penggunaan metode itu guru lakukan untuk mempengaruhi gaya
belajar anak didik agar sejalan dengan gaya mengajar guru, kesesuaian gaya
mengajar guru dengan gaya belajar anak didik dapat menciptakan interaksi dua
arah. Umpan balik pun berlangsung selama guru memberikan pelajaran kepada anak
didik di kelas.
Sebagai orang yang
menginginkan keberhasilan dalam mengajar, guru selalu mempertahankan agar umpan
balik selalu berlangsung dalam diri anak didik. Umpan balik itu tidak hanya
dalam bentuk fisik, tetapi juga dalam bentuk mental yang selalu berproses untuk
menyerap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru.
B.
Cara
Memperoleh Umpan Balik ( Feed Back )
Untuk mendapatkan umpan
balik dari anak didik diperlukan beberapa teknik atau cara yang sesuai dan
tepat dengan diri setiap anak didik sebagai makhluk individual. Berikut ini
akan diuraikan beberapa cara atau teknik untuk mendapatkan umpan balik dari
anak didik.
1) Memancing
apersepsi anak didik
Anak
didik adalah makhluk individual. Anak didik adalah orang yang mempunyai
kepribadian dengan cirri-ciri yang khas sesuai dengan perkembangan dan
pertumbuhannya. Perkembangn dan pertumbuhan anak didik mempengaruhi sikap dan
tingkah lakunya. Perkembangan dan pertumbuhan anak itu sendiri dipengaruhi
lingkungan dimana anak hidup berdampingan dengan orang lain disekitarnya dan
dengan alam lingkungan hidup lainnya. Itulah sebabnya, anak sebagai makhluk
individual suatu waktu harus hidup berdampingan dengan semua orang dalam
lingkup kehidupan sosial dimasyarakat.
Dalam
mengajar, Pada saat yang tepat, guru dapat memanfaatkan hal-hal yang menjadi
kesenangan anak untuk diselipakan dalm melengkapi isi dari bahan pelajaran yang
disampaikan. Tentu saja pemanfaatannya tidak sembarangan. Tetapi harus sesuai
dengan bahan pelajaran. Pendekatan realisasi ini dirasakan keampuhan untuk
memudahkan pengertian dan pemahaman anak didik terhadap bahan pelajaran yang
disajikan. Anak mudah menyerap bahan yang bersentuhan dengan apersepsinya.
Bahan pelajaran yang belum pernah didapatkan dan masih asing baginya, mudah
diserap bila penjelasannya dikaitkan denan apersepsi anak.
pengalaman
anak mengenai bahan pelajaran yang telah diberikan merupakan bahan apersepsi
yang dipunyai oleh anak. Pertama kali anak menerima bahan pelajaran dari guru
dalam suatu pertemuan, merupakan pengalaman pertama anak untuk menerima sesuatu
yang baru, dan hal itu tetap menjadi milik anak. Itulah pengetahuan yang telah
dimiliki anak untuk satu pokok bahasan dari suatu bidang studi di sekolah. Pada
pertemuan berikutnya, pengetahuan anak tersebut dapat dimanfaatkan untuk
memancing perhatian anak terhadap bahan pelajaran yang akan diberikan, sehingga
anak terpancing untuk memperhatikan penjelasan guru. Dengan demikian, usaha
guru menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki anak didik dengan
pengetahuan yang masih relevan yang akan diberikan, merupakan teknik untuk
mendapatkan umpan balik dari anak didik dalam pengajaran.
Bahan
apersepsi sangat membantu anak didik dalam usaha mengolah kesan-kesan dari
bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Penjelasan demi penjelasan dapat anak
didik cerna secara bertahap hingga jalan pelajaran berakhir. Dengan begitu,
guru jangan khawatir bahwa anak didik tidak menguasai bahan pelajaran yang
diberikan.
2) Memanfaatkan
taktik alat bantu yang akseptabel
Guru
yang menyadari kelemahan dirinya untuk menjelaskan isi dari bahan pelajaran
yang disampaikan sebaiknya memanfaatkan alat bantu untuk membantu memperjelas
isi dari bahan. Fakta, konsep, atau prinsip yang kurang dapat dijelaskan lawan
kata-kata atau kalimat dapat diwakilkan kepada alat bantu untuk menjelaskannya.
Dengan begitu, kelemahan metode ceramah tertutupi. Alat bantu yang cocok dapat
menkonkretkan masalh yang rumit dan komplek menjadi seolah-olah
sederhana.penjelasan yang guru berikan ditambah dengan meghadirkan alat bantu
lebih mendukung untuk menguraikan fakta,konsep atau prinsip. Efektivitas
pemahaman anak didik lebih terjamin. Aliran realisme sangat mendukung
penggunaan alat bantu dalam pengajaran. Menurut mereka, belajar yang sempurna
hanya dapat tercapai jika menggunakan alat bantu yang mendekati realisasi.
Lebih banyak sifat alat bantu yang menyerupai realitas, makin mudah terjadi
belajar pada anak didik.[2]
Walaupun
begitu, jangan sampai kehadiran alat bantu yang lebih menarik anak didik
daripada pelajaran yang akan
diberikan.Bila hal ini yang terjadi, maka guru sebaiknya berusaha mengalihkan
perhatian anak didik ke bahan pelajaran yang akan dijelaskan dengan
memanfaatkan alat bantu itu. Disini alat bantu dijadikan sebagi taktik untuk
meningkatkan konsentrasi anak didik terhadap bahan pelajaran yang disampaikan,
bukan sebagai tujuan bagaimana alat bantu itu dibuat. Tujuan belajar anak didik
bukan untuk mengetahui bagaimana guru membuatnya, melainkan bagaimana anak
didik dapat menguasai bahan pelajaran dengan tuntas.
Penggunaan
alat bantu tidak hanya berlaku untuk anak didik di tingakat SD / sederajat,
tetapi dapat juga dilakukan ditingkat SMP/ sederajat atau SMU. Tetapi, memang
frekuensi penggunaannya lebih banyak untuk anak didik di tingkat SD/ sederajat,
karena pada masa itu anak didik masih berpikir konkret. Penguasaan bahasa anak
yang minim dan kurangnya pengetahuan, lebih besar menuntut kehadiran alat bantu
dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian ternyata, bahwa alat bantu yang
akseptabel dapat dimanfaatkan sebagai taktik yang jitu untuk meningkatkan perhatian
anak didik terhadap bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru. Umpan balik pun
terjadi seiring dengan proses belajar anak didik yang berkelanjutan.
3) Memilih
bentuk motivasi yang akurat
Motivasi
memang merupakan faktor yang mempunyai arti penting bagi seorang anak didik.
Apalah artinya anak didik pergi ke sekolah tanpa motivasi untuk belajar.
Sungguh
pun begitu, guru tidak menutup mata bahwa diantara sekelompok anak didik lain
yang belum bermotivasi untuk belajar,ada sekelompok anak didik lain yang yang
belum termotivasi untuk belajar.
Ketika
seorang guru melihat perilaku anak didik seperti itu, maka perlu diambil
langkah-langkah yang dapat menimbulkan motivasi untuk belajar bagi anak didik
tersebut. Hanya dengan motivasilah anak didik dapat tergerak hatinya untuk belajar
bersama-sama teman-temannya yang lain.bila tidak, maka sia-sialah bahan
pelajaran yang guru sampaikan ketika itu. Dalam usaha untuk membangkitkan gairah belajar anak didik, ada
enam hal yang dapat dikerjakan oleh guru, yaitu :
a) Membangkitkan
dorongan kepada anak didik untuk belajar
b) Menjelaskan
secara konkret kepada anak didik apa yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran
c) Memberikan
ganjaran terhadap prestasi yang dicapai anak didik sehingga dapat merangsang
untuk mendapat prestasi yang lebih baik di kemudian hari
d) Membentuk
kebiasaan belajar yang baik
e) Membantu
kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok
f) Menggunakan
metode yang bervariasi
Kemudian ada
beberapa bentuk motivasi yang dapat guru
gunakan guna mempertahankan minat anak didik terhadap bahan pelajaran yang
diberikan. Bentuk-bentuk motivasi dimaksud adalah :
a) Memberi
angka
b) Hadiah
c) Pujian
d) Gerakan
tubuh
e) Member
tugas
f) Memberi
ulangan
g) Mengetahui
hasil
h) Hukuman
C.
Pentingnya
Umpan Balik Dalam Pembelajaran
1. Dapat
mengaktifkan seluruh peserta didik yang tersangkut dalam pembelajaran
2. Merupakan
arena yang memberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapat/ kritik membangun
dan mendiskusikan suatu masalah yang dihadapi bersama
3. Dapat
kesempatan mengenali diri sendiri dan mendorong untuk memperbaiki
4. Dapat
mengetahui kelemahan sendiri dan mendorong untuk memperbaiki
5. Dapat
membuat seseorang memiliki sikap terbuka terhadap orang lain
6. Dapat
mengembangkan rasa percaya kepada diri sendiri
7. Dapat
memupuk kerja sama
8. Dapat
menyempurnakan keterampilan guru secara bersama-sama
9. Dapat
dijadikan bahan penelitian/ riset praktek kependidikan.[3]
Umpan balik mempunyai peranan yang
penting. Baik bagi siswa maupun bagi guru. Pengertian umpan balik dalam kajian
ini adalah pemberian informasi mengenai benar atau tidaknya jawaban siswa atas
soal/ pertanyaan yabg diberikan, disertai dengan informasi tambahan berupa
penjelasan letak kesalahan atau pemberian motivasi verbal/ tertulis. Melalui
umpan balik ini, seorang siswa dapat mengetahui sejauh mana bahan yang telah
diajarkan dapat dikuasainya. Dengan umpan balik itu pula siswa dapat mengoreksi
kemampuan diri sendiri, atau dengan kata lain sebagai sarana korektif terhadap
kemajuan belajar siswa itu sendiri.
Sedangkan bagi guru, dengan umpan balik
ia dapat mengetahui serta menilai sejauh mana materi yang diajarkannya telah
dikuasai oleh siswa ( Rooijakkers, 1984:23 ).
Pentingnya umpan balik dalam
pembelajaran dikelas juga dinyatakan oleh Hopson dan Scally dalm Maryam (
1994:64 ) yaitu bahwa umpan balik berguna untuk membantu siswa belajar secara
berkelompok ( klasikal ) maupun perorangan mengenai kemampuan bagaimana mengoperasikan
sesuatu dan dapart mengetahui kemampuan individualnya. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa umpan balik dapat melatih atau memberikan suatu keahlian atau
keterampilan. Dengan demikian, dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan,
pemberian umpan balik sangat diperlukan. Terlebih jika ditinjau dari penerapan
konsep belajar tuntas ( mastery learning
) yang menghendaki semua siswa dapat mencapai tujuan yang dirumuskan secara
benar dan maksimal.
Hadist Tentang Umpan Balik shahih
Bukhari no.62
حَدَّثَنَا
خَالِدُ بْنُ مَخْلَدٍ، حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ
دِينَارٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، ِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ: «إِنَّ مِنَ الشَّجَرِ شَجَرَةً
لاَ يَسْقُطُ وَرَقُهَا، وَإِنَّهَا مَثَلُ المُسْلِمِ، حَدِّثُونِي مَا هِيَ»
قَالَ: فَوَقَعَ النَّاسُ فِي شَجَرِ البَوَادِي قَالَ عَبْدُ اللَّهِ: فَوَقَعَ فِي نَفْسِي أَنَّهَا النَّخْلَةُ،
فَاسْتَحْيَيْتُ، ثُمَّ قَالُوا:
حَدِّثْنَا مَا هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ،
قَالَ: «هِيَ النَّخْلَةُ
Artinya:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar